Jumat, Juli 17, 2009

CV – Awal Keberadaan kita di Qatar

Sebelum calon bos merekrut kita, tentunya informasi pertama yang mereka tau tentang kita adalah apa-apa yang tergambar dari CV yang kita buat. Banyak orang yang skill dan pengalamannya bagus dan bekerja di perusahaan besar dan bonafit di Indonesia tetapi CV yang mereka kirim tidak pernah terjawab. Namun juga tidak sedikit orang yang lebih rendah kualifikasinya tetapi CV nya bisa membuat calon bos penasaran untuk kemudian memprosesnya.

Artikel tentang CV banyak kita temukan. Entah berupa buku, koran ataupun dalam bentuk tulisan ringan yang bertebaran di dunia maya. Menurut pemikiran abang, ada satu hal yang terlupa saat seseorang membuat CV, yaitu untuk siapa CV itu dibuat atau dengan kata lain “siapa sih yang bakal membaca CV tersebut ?”, sehingga aplikan tau apa sih maunya calon bos. Sebagaimana kalo kita ingin menang bermain sepak bola, kita harus tau dulu siapa calon musuh kita. Setelah itu baru kita bisa menentukan strategi mana yang tepat untuk menghadapinya. Bertahan lalu menyerang balik atau dari awal sudah melakukan penekanan ke daerah pertahanan lawan. Lain musuh lain strategi, itu mungkin poin nya.

Sekarang pertanyaannya adalah siapa calon bos kita? Bagaimana umumnya karakter mereka ?.

Jawabannya, baca terus…..

Di Qatar dan umumnya gulf country, jika diurut dari jumlah orang yang menduduki posisi pentingnya adalah Arabian, trus bule, trus India. Biasanya yang menjadi pengambil keputusan akhirnya adalah Arabian yang biasa disebut dengan mudir.

Secara umum mereka memberi respon yang positif terhadap orang Indo. Jika dibandingkan dengan orang Indo, mereka kurang suka yang namanya inovasi, namun lebih suka dengan hal yang ringkas dan mudah Ga heran kalo mereka berangkat kerja cuman pake sandal selempang dan baju gamis. Itulah mungkin sebabnya mengapa kebanyakan mereka mencari anak buah yang berasal dari perusahaan sejenis dengan anggapan anak buahnya bisa langsung kerja, ga mau repot dengan banyaknya training.

Pada posisi yang sama bahkan terjadi juga pada posisi yang lebih tinggi, kemampuan dan pengalaman kerja mereka masih jauh dibawah kita, sehingga terkadang mereka tidak tau dengan pasti sampai dimana sih kinerja maksimal kita. Ini dipicu oleh sederhananya pemikiran dan pengalaman mereka. Kelemahan mereka ini jelas memberi manfaat bagi kita sehingga kita sudah menang 1-0 dalam hal ini. Buntut pelarian dari semua ini adalah sebagian dari mereka menjadi lebih tertarik dengan perilaku, penampilan dan tutur kata dari pada segudang pengalaman dan skill yang kita miliki.

Sedangkan karakter bule, kita semua sudah maklum adanya. Mereka biasanya lebih professional dan lebih mementingkan “isi” daripada “kulit”. Adapun India…ehm… sebisa mungkin mereka akan menolak orang lain kalo beda passport dengan mereka. Satu sikap yang harus di contoh orang Indo baik yang di luar maupun dalam negeri.

Jadi kuncinya adalah kita pegang mudirnya, khalas….selesai urusan.

Serangan secara terus-menerus adalah strateginya. Kalo tidak peluang2 ini akan diambil bangsa lain, khususnya India dan Pakistan yang sudah tau benar watak orang Arab dan lebih dulu mengambil peluang yang ada.

Strateginya :
  1. Teliti persyaratan kualifikasi yang diminta.
  2. Jawab semua persyaratan tersebut melalui CV, berarti lain lowongan lain CV.
  3. Buat CV yang ringkas dan gampang difahami, namun langsung ke sasaran yang mereka mau.
  4. Masukan hanya hal2 yang ada hubungannya dengan kepentingan bisnis mereka.
  5. Nyatakan bahwa kita menguasai semua lingkup kerja kita. Ingat, lingkup kerja di Qatar sangat sedikit dan sempit., sangat berbeda dengan di Indonesia.
  6. Cari lebih banyak lagi info tentang calon bos sehingga kita bisa membuat strategi bermain yang lebih baik.

Sebagai pelengkap, sang pelamar harus pintar2 membuat “sinyal” atau “:sentuhan” yang bisa membuat calon bos merespon CV nya. Apa dan bagaimana “sinyal dan sentuhan” itu. Tunggu di postingan berikutnya tentang “Cara Membuat CV”.

Tidak ada komentar: