Sudah hampir 6 bulan abang ga nulis lagi. sedikit kesibukan dengan hadirnya sang buah hati yang ketiga. Namun demikian tetap aja banyak e-mail yang masuk menanyakan berbagai hal tentang apa dan bagaimana bekerja di Qatar. Sebagiannya abang balas, sebagiannya belum di respon. Karenanya, abang sempatkan untuk menulis lagi hal-hal yang berkenaan dengan Qatar. Semoga bermanfaat.
ooOoo
Tau ga kenapa ibu-ibu indo yang di Qatar pada betah?
ooOoo
Tau ga kenapa ibu-ibu indo yang di Qatar pada betah?
1. Karena gaji suami yang berlipat
2. Benefit dan kualitas hidup yang lebih baik
3. Waktu kumpul keluarga yang lebih banyak
4. Umrah dan haji lebih mudah dan murah
5. Keselamatan dan keamanan anak-anak
6. dll, sebagaimana postingan Mengapa Harus ke Qatar.
Tapi, yang paling penting (dari kaca mata ibu-ibu) adalah suaminya aman dari gangguan orang lain, terutama dari kaum hawa….
Lah…koq bisa?
Sudah maklum bagi kita, banyak kisah ketika seorang laki-laki yang memiliki materi lebih dari cukup di Indo akan banyak gangguan dan godaan dari jenis ini datang dari lingkungan sekitarnya. Baik itu di lingkungan tempat tinggal, di tempat kerja, di jalan, di bis, di kereta, di mall, dll. Hal ini bisa terjadi karena memang kondisi lingkungan dan masyarakat kita sangat memungkinkan untuk hal tersebut.
Tentunya bagi sebagian orang, gangguan dan godaan tersebut mungkin tidak pernah terjadi, atau pernah ada tetapi tidak menjadi sesuatu yang berarti. Namun bagi sebagian yang lain, bisa jadi itu menjadi masalah yang serius, karena kejahatan itu - menurut istilah Bang Napi -, selain datangnya dari niat pelakunya, juga karena ada kesempatan.
Di bandingkan dengan kondisi di Qatar, hal ini sangat jauh berbeda karena kodisi, budaya dan lingkungannya yang memang sangat berbeda, sehingga (setidaknya) kesempatan untuk melakukan hal tersebut sangat kecil peluangnya . Di Qatar, wanita sangat di hargai dan sangat di hormati. Makanya ga aneh kalo lagi antri atau menggunakan fasilitas umum, maka wanita lebih di utamakan (coba bedakan dengan kondisi di Indo saat kita naik bis atau kereta….). Di tempat kerja jarang sekali ada yang bekerja secara bersamaan dalam satu ruangan antara laki-laki dan perempuan kecuali di tempat umum. Jemputan kerja juga dibedakan antara kaum adam dan kaum hawa. Di mall-mall hampir tidak ada pemandangan ABG berlainan jenis saling bergandengan. Biasanya rombongan ABG laki-laki jalannya sesama laki-laki dan sebaliknya. Bahkan di tempat hiburan yang bertema air seperti Aqua Park (sejenis Water Boom di Cikarang) ada tulisan yang sangat mencolok di pintu masuk agar pengunjung menggunakan pakaian yang menghargai adat istiadat orang Qatar…
Selain itu perempuan “iseng” juga tidak akan pernah kita temui, setidaknya bagi orang awam. Boro-boro yang “iseng”, yang baik aja jarang karena perbandingan jumlah wanita di Qatar sangat sedikit dari pada laki-laki.
Disamping itu, hal lain yang mendukung terciptanya lingkungan kondusif tersebut adalah adanya payung hukum yang tegas dari pemerintah Qatar bagi mereka yang berurusan dengan masalah ini, dengan ancaman penjara, denda dan deportasi. Sehingga sebagian para suami “Dipaksa” oleh lingkungan di Qatar untuk menjadi lebih baik. Semoga saja (kalau ada) rasa “Keterpaksaan”, akan berubah menjadi “Keikhlasan” sehingga hidup terasa lebih berarti dan diberkahi.
Jadi, untuk ibu-ibu yang masih di Indo, ayo dukung suaminya untuk pindah ke Qatar demi kehidupan yang lebih baik….